REJABAR.CO.ID, BANDUNG---Provinsi Jawa Barat (Jabar) masih menjadi destinasi investasi favorit di Indonesia. Tidak hanya sektor manufaktur, tekstil dan infrastruktur, tapi juga dari sektor agribisnis. Karena, jika melihat letak geografis, Jawa Barat bagian selatan menjadi kawasan yang cocok untuk pengembangan agribisnis. Daerah yang kini disebut Arumanis ini memiliki sumber daya alam yang khas dan lebih variatif dibanding daerah lain di Jawa Barat.
Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Saru Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jabar, Nining Yulistiani, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar pun sudah membagi pembangunan di Arumanis ke dalam tiga tema atau klaster. Untuk sektor agribisnis ada Ciamis, Cianjur, dan Garut.
Kemudian, kata dia, untuk perikanan dan kelautan ada Pangandaran, Sukabumi, Cianjur, Garut, dan Tasikmalaya. Lalu Pariwisata di Pangandaran dan Sukabumi. Wilayah Arumanis yang terdiri dari Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Ciamis dan Pangandaran dinilai daerah yang mumpuni untuk sektor agrobisnis. Karena, morfologi kawasan ini kaya dengan lahan perkebunan dan pegunungan. Komoditas yang diproduksi pun beragam.
"Kami optimistis mampu mengejar target raihan investasi di 2024," ujar Nining kepada wartawan akhir pekan ini.
Menurut Nining, pihaknya optimistis target investasi tahun ini tercapai, karena pada 2023 realisasi investasi Jabar mencapai Rp210,6 triliun, di atas target yang diberikan sebesar Rp188 triliun. Apalagi, Kawasan Arumanis bersama Kawasan Rebana di bagian utara Jabar sama-sama alami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.
Dari 2021 hingga 2023, total investasi di kawasan Metropolitan Rebana mencapai Rp50,11 tripiun. Sementara di kawasan Arumanis senilai Rp27,3 Triliun. “Jabar memiliki potensi investasi yang sangat besar untuk sektor agribisnis, khususnya di Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan,” katanya.
Apa lagi, kata dia, sesuai dalam Peraturan Presiden No 87 Tahun 2021, Jawa Barat Bagian Selatan memang diarahkan untuk pengembangan investasi di sektor agribisnis, maritim atau perikanan dan pariwisata.
Berdasarkan data yang dirilis Pemerintah Provinsi Jawa Barat, hingga 2022, ini komoditas yang bisa dioptimalkan untuk investasi sektor agribisnis di Jawa Barat bagian selatan. Yakni, Gula Aren (Tasikmalaya dan Cianjur) dengan luas lahan 14 ribu hektar dan produksi 38,5 ribu ton/tahun, Biji Coklat (Garut dan Ciamis) 239 ribu ton/tahun, Karet (Pangandaran dan Sukabumi) 353 ribu ton/tahun, Kopi (Garut, Pangandaran), Kelapa (Garut, Pangandaran, Tasikmalaya) luas lahan mencapai 154,4 ribu hektar dan produksi 22 ribu ton/tahun, Jagung (Garut dan Cianjur), Manggis (Pangandaran, Ciamis, Sukabumi, Garut) dan Padi organik (Ciamis, Pangandaran).