Pengguna QRIS di Jabar Semakin Moncer
Masifnya penggunaan QRIS di Jabar ini, membuat pengguna QRIS di Jabar terus meningkat. Deputi Kepala Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia Jawa Barat Muslimin Anwar mengatakan, jumlah pengguna QRIS terus meningkat. Hingga Agustus 2024, sudah ada 11,66 juta pengguna QRIS. Angka ini pun, tertinggi secara nasional. "Transaksi QRIS Jabar terbanyak, dengan jumlah merchant tertinggi berasal dari skala Usaha Mikro (UMI)," katanya.
Sedangkan untuk jumlah merchant QRIS di Jabar, kata dia, per Agustus 2024 mencapai 7.315.249 merchant. Angka tersebut, sekitar 21,66 persen dari Jumlah Merchant QRIS Nasional sebanyak 33.770.735. "Alhamdulillah, digitalisasi daerah di Jawa Barat telah mencatatkan berbagai penghargaan, Jawa Barat kembali meraih juara TP2DD Provinsi Terbaik Wilayah Jawa-Bali 2024," katanya.
Menurut Muslimin Anwar, dengan semua capaian tersebut, pihaknya tak lantas berpuas diri. Jadi, terus melakukan berbagai upaya untuk mengakselerasi digitalisasi melalui perluasan dan peningkatan penggunaan transaksi QRIS di Jabar. Salah satu upaya yang dilakukan, dengan menggelar kegiatan Pekan QRIS Nasional (PQN) 2024, berupa Bandung QRIS Run 2024. Rangkaian kegiatan PQN 2024 ini dibuat, untuk mendorong budaya masyarakat Jabar agar bertransaksi secara cashless.
"Selama penyelenggaraan kegiatan telah mencetak 24.801 volume transaksi QRIS dengan 3 kegiatan utama yaitu Pra PQN, PQN dan Puncak PQN. Jumlah masyarakat terlibat mencapai 73.358 orang," katanya.
Sementara menurut Pakar Ekonomi yang juga Dosen Manajemen Unisba, Mochamad Malik Akbar Rohandi, adanya QRIS dari sisi konsumen, bisa membuat lebih banyak pilihan dalam bertransaksi. Konsumen pun, akan lebih dimudahkan karena hanya dengan memindai sudah bisa langsung melakukan pembayaran.
Dari sisi UMKM, kata dia, penggunaan QRIS yang memudahkan konsumen, tentu bisa membuat penjualan produknya lebih banyak. "Bahkan sekarang, semua pedagang kecil sudah memiliki stiker QRIS. Di kampus saya semua pembayaran pedagang kaki lima sudah menggunakan QRIS, jadi akan lebih mudah dan tak akan kesulitan mencari kembalian," katanya.
Malik menilai, QRIS yang memudahkan pembeli saat bertransaksi ini bisa meningkatkan transaksi UKM. Meskipun ada administrasi untuk transaksi di atas 100 ribu sebesar 0,3 persen. Tapi, nilai administrasi tersebut, tak terlalu besar. Penggunaan QRIS ini pun, minim resiko.
"Potensi transaksi QRIS di Indonesia ini masih besar. Karena, masih banyak merchant yang belum menggunakan QRIS ini. Jadi, pertumbuhannya akan semakin besar. Sekarang, belum semua hal pakai QRIS. Terutama, penggunaan di kalangan bawah yang penggunaan QRIS nya harus dioptimalkan agar benar-benar cashless," paparnya.