REJABAR.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar terpilih Dedi Mulyadi mengatakan akan menggandeng sejumlah pakar seperti mantan menteri seperti Ignasius Jona, Susi Pudjiastuti, hingga Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Machmudin. Salah satu yang ingin diwujudkan adalah transportasi Bandung Raya dengan prioritas commuter line listrik atau KRL.
Dedi menegaskan cita-cita Pj Gubernur Jabar itu akan dieksekusi pada 2026, utamanya mengenai transportasi Bandung Raya. Bey Machmudin mengatakan menitipkan persoalan transportasi Bandung Raya utamanya Kereta Rel Listrik (KRL).
"Saya sampaikan ke beliau, saya tidak mengubah ruangan sama sekali. Dari zamannya Pak Ridwan Kamil saya hanya menambah satu, yaitu peta transportasi Bandung Raya. Di situ saya bilang pak ini harus jadi KRL, jadi commuter line listrik dan elevatef dan beliau setuju," ujar Bey.
Menurutnya, hal tersebut harus dilakukan oleh Bandung Raya agar kemacetan bisa dikurangi cukup banyak, terlebih jika KRL memiliki interval waktu yang ideal. "Dengan interval waktu yang seperti di Jakarta saya yakin akan banyak penumpang dari Padalarang menuju Cicalengka dan itu sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang di Jatinangor. Mungkin pergerakan saudara-saudara kita yang tinggal di Cicalengka dan sebagainya yang kerja di Bandung atau dari Padalarang," ujar Bey.
Dedi menjelaskan, alasannya menggandeng para pakar untuk menjadi penasihat untuk akselerasi pembangunan daerah itu sesuai bidang masing-masing. "Kita harus menggandeng orang-orang yang ahli. Pak Ignasius akan kita gandeng sebagai penasehat di bidang transportasi. Saya juga tanggal 1 Februari akan menemui Bu Susi untuk menjadi pakar di bidang kelautan, karena Jawa Barat kan dikeliling oleh lautan," kata Dedi di Gedung Pakuan Bandung, Rabu (24/1/2025).
Selain mereka berdua, Dedi mengatakan para pakar yang akan diundang ketika dia menjabat untuk membantu Jawa Barat termasuk Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Machmudin yang menurutnya sangat ahli dalam administrasi dan penataan birokrasi.
"Jadi banyak nanti pakar yang akan kita undang termasuk Pak Bey. Walaupun dia adalah eselon satu di Mensesneg, tetapi tetap dia di balik itu adalah pakar utamanya di bidang administrasi dan penataan birokrasinya keren," ujar Dedi.