REJABAR.CO.ID, BANDUNG-- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan TNI AU Lanud Husein Sastranegara dan BPBD Jawa Barat (Jabar) melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC). Mereka melakukan modifikasi cuaca untuk mengantisipasi terjadi potensi bencana saat Lebaran 1446 Hijriah.
Direktur OMC BMKG Endarwin mengatakan, kondisi cuaca ekstrem yaitu hujan dengan intensitas tinggi berpotensi terjadi. Oleh karena itu, dilakukan operasi modifikasi cuaca untuk mengantisipasi bencana. "Kita upayakan mengurangi atau meminimalisasi dampak (bencana) yang ditimbulkan dari potensi tersebut," ujar Endarwin, Senin (30/3/2025).
Ia mengatakan operasi modifikasi cuaca pun turut membantu pemudik yang hendak mudik ke kampung halaman. Pihaknya berupaya memindahkan hujan ke area yang lebih aman dan meminimalisasi dampak buruk di wilayah daratan Jawa Barat.
"Yang kita lakukan modifikasi cuaca mempercepat turunnya hujan di area yang aman, jadi kita upayakan percepat turunnya hujan itu dilakukan di laut," kata dia.
Ia mengatakan hujan akan diarahkan untuk turun di Pantai Utara atau Selatan Jawa Barat. Pihaknya juga berupaya agar hujan tidak turun di daratan.
Komandan Lanud Husein Sastranegara Kolonel PNB Alfian mengatakan operasi modifikasi cuaca dilakukan selama tiga hari.Jumlah personel yang dilibatkan sebanyak 20 hingga 30 orang. "Ini merupakan hari yang ke tiga, kita sudah melaksanakan di beberapa hari yang lalu," kata dia.
Pihaknya memperoleh informasi bahwa terdapat pertumbuhan awan yang memungkinkan terjadinya curah hujan yang tinggi. Sehingga pihaknya melaksanakan operasi modifikasi cuaca untuk mengendalikan curah hujan.
Alfian mengatakan dalam sehari penerbangan dilakukan sebanyak tiga kali untuk menyemai Natrium Klorida (NACL) atau garam di awan hujan. Sementara NACL yang disemai dalam satu kali penerbangan sebanyak 800 kg sampai 1 ton.