REJABAR.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta agar satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) di Cianjur lebih berhati-hati dalam menyajikan makanan bergizi gratis (MBG). Ia pun meminta agar dilakukan pemeriksaan sebelum disalurkan ke siswa di sekolah.
"Jadi gini aja, ya ke depan para penyelenggaranya harus lebih berhati-hati," ujar Dedi mengomentari kejadian keracunan massal di Cianjur yang menimpa siswa sekolah, Rabu (23/4/2025) malam.
Dedi mengingatkan katering yang memproduksi masakan harus mempertimbangkan aspek higienitas. Khususnya keamanan bagi siswa yang akan mengkonsumsi itu. "Jadi, pesan saya itu. Bila perlu ya sebelum dimakan oleh siswa diperiksa," kata dia.
Dedi menyebut evaluasi pengadaan MBG sendiri bukan kewenangan provinsi akan tetapi pemerintah pusat khususnya Badan Gizi Nasional.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat mengungkapkan sebanyak 74 orang siswa SMP PGRI 1 dan MAN 1 Cianjur sudah pulang ke rumah masing-masing usai menjalani perawatan di rumah sakit karena mengalami keracunan massal. Tersisa, lima orang siswa yang masih menjalani observasi.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Provinsi Jabar Rochady Wibawa mengatakan total 79 orang siswa mengalami keracunan massal setelah mengkonsumsi makanan bergizi gratis (MBG) di sekolah, Senin (21/4/2025). Namun, sebanyak 74 orang yang sempat dirawat di rumah sakit telah membaik dan diperbolehkan pulang.
"Masih diobservasi di RSUD Cianjur 5 orang, membaik dan observasi 74 orang," ucap dia saat dikonfirmasi, Rabu (23/4/2025).
Ia menuturkan para siswa yang mengalami keracunan massal dirawat di RSUD Cianjur dan Rumah Sakit Bhayangkara. Mereka mengalami gejala mual, muntah dan pusing.
"Iya (gejalanya muntah, pusing dan mual)," kata dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Cianjur Frida Laila Yahya mengatakan total sebanyak 79 orang siswa yang mengalami keracunan usai menyantap makanan MBG. Namun, pihaknya belum dapat memastikan apakah keracunan disebabkan makanan MBG.
"Total 79 orang (siswa keracunan), mayoritas sudah pulang. Tinggal lima orang masih tahap observasi," ucap dia saat dihubungi, Rabu (23/4/2025).
Frida mengatakan para siswa beberapa diantaranya sempat dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Umum Daerah Sayang. Mereka mendapatkan cairan untuk mengganti cairan tubuh yang keluar. "Mereka mengalami gejala mual, muntah, diare," katanya.
Ia melanjutkan dapur MBG yang melayani sembilan sekolah di wilayah tersebut produksinya dihentikan sementara. Hal itu dilakukan mengingat tengah dilakukan penyelidikan. "Sampel sudah dibawa untuk dicek laboratorium," kata dia.