Senin 28 Jul 2025 19:21 WIB

Empat Siswa Sekolah Rakyat di Bandung Mengundurkan Diri, Ini Penyebabnya

Siswa mengundurkan diri karena homesick.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 11 Bandung
Foto: M Fauzi Ridwan
Siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 11 Bandung

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG--Sebanyak empat orang siswa sekolah rakyat di kawasan Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung mengundurkan diri karena homesick. Mereka terdiri dari satu orang laki-laki dan tiga orang perempuan.

Kepala Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 11 Bandung Tintin Sri Suprihatin mengatakan, para siswa telah mengikuti kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) selama dua pekan kemarin. Selama tiga bulan, para siswa dan siswi bakal mengikuti kurikulum orientasi atau persiapan.

Baca Juga

Ia mengatakan para siswa dan siswi bakal dikenalkan dengan lingkungan baru dan aturan yang harus dipatuhi. Tintin menyebut anak-anak merasa betah dengan sekolah rakyat yang digulirkan presiden Prabowo Subianto. Namun, terdapat empat orang siswa yang mengundurkan diri gara-gara homesick atau rindu rumah.

"Kalau anak-anak betah, tapi memang yang dari awal 100 itu kita ada 4 orang yang mundur karena tidak sanggup untuk boarding (asrama)," ujar Tintin ditemui di Poltekesos Bandung, Senin (28/7/2025).

Tintin mengatakan, kekosongan empat kursi akibat pengunduran siswa telah diisi oleh siswa baru lainnya dan sudah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sehingga kuota siswa dan siswa di sekolah rakyat tetap sebanyak 100 orang.

Ia menyebut nama-nama baru tersebut sudah ada disiapkan dari pihak dinas. "Iya, karena mereka masih pengen tidur dengan orang tuanya, jadi mereka tidak biasa. Betul (homesick), padahal di sini juga teman-temannya kalau ada yang rindu sama keluarganya itu kan setiap malam ada sesi curhat gitu ya," katanya.

Selama mengikuti sekolah rakyat, kata dia, para siswa tidak boleh keluar lingkungan sekolah. Mereka diperkenankan keluar sekolah apabila mendapatkan surat izin keluar.

Ia menyebut para siswa dan siswi bakal mengikuti tiga jenjang kegiatan belajar mengajar selama 24 jam. Mereka akan belajar di kelas lalu dilanjutkan belajar ekstrakurikuler dan belajar di asrama. Menurutnya, orangtua siswa dapat menengok anaknya setiap hari Ahad. Terkait kelengkapan fasilitas seragam dan laptop, pihaknya masih menunggu arahan dari Kementerian pusat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement