Senin 28 Jul 2025 19:45 WIB

Saat Pulang ke Pelosok Kampung tak Lagi Ada Drama Hingga Cuan Bisa Bertambah karena ACC

Mobil pertama sangat menyimpan banyak kenangan

Red: Arie Lukihardianti
Membeli mobil bekas (ilustrasi)
Foto: www.pixabay.com
Membeli mobil bekas (ilustrasi)

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG--Mudik ke kampung halaman, menjadi hal yang paling ditunggu oleh semua orang. Termasuk, keluarga Juniar Syahid (44 tahun) yang tinggal di Jalan Cibadak Kota Bandung. Namun, selain menyenangkan bagi keluarga ini berkunjung ke kampung halaman juga menjadi hal yang paling merepotkan.

Karena, Juniar harus membawa anaknya yang masih balita dan istrinya ke rumah mertuanya yang tinggal di daerah pelosok. Tepatnya, di Jl Raya Ciniru Hantara, Kel Ciniru Kec Ciniru Kab Kuningan. Untuk sampai ke lokasi tersebut, bbukan lah hal yang mudah. Dari Kota Bandung, harus berganti beberapa kali kendaraan.

Baca Juga

Saat pergi ke Terminal Cicaheum, Juniar dan anak istrinya harus naik angkutan kota ke Terminal Cicaheum. Kemudian, naik bus menuju Kuningan. Sesampainya di Kuningan, turun dari bus, ia harus naik kembali angkutan kota. Bahkan, angkutan kota maupun bus tersebut tak stand by 24 jam. Kalau kemalaman, sudah pasti akan kebingungan karena tak ada satu pun kendaraan yang bisa dinaiki. Pulang kampung pun, selalu menjadi penuh drama selama diperjalanan.

"Dulu, saya saat baru punya anak satu tiap pulang mudik ke rumah mertua senang bercampur sedih karena kendaraannya tak selalu stand by," ujar Juniar mengenang masa-masa sulit saat tak memiliki kendaraan kepada Republika, belum lama ini.

Saat itu, kata Juniar, rasa sayangnya yang tinggi pada Istrinya Indri, membuat ia pun nekad mengajukan kredit kendaraan. Tapi, ia memilih tak mengajukan pinjaman ke bank karena hanya sanggup membeli mobil bekas yang harganya tak terlalu tinggi. Jadi, pinjamannya tak terlalu besar.

"Pada 2010 saya mengajukan kredit kendaraan ke ACC karena saya ngerasa lebih dipermudah banget. Ini kan beli mobil second ya," katanya

Menurut Juniar, kendaraan yang dibeli pada 2010 itu pun menjadi kendaraan pertamanya. Ia membeli Toyota Kijang seharga Rp 30 jutaan melalui skema kredit ke Astra Credit Companies (ACC) dengan cicilan setiap bulan sebesar Rp 800 ribu. "Alhamdulillah walaupun hanya bisa membeli mobil second, tapi saat itu cicilannya lancar sesuai dengan kemampuan gaji saya dan istri," katanya.

Setelah memiliki mobil, kata Juniar, aktivitas mudik ke kampung halaman pun menjadi hal yang paling menyenangkan. Karena, anak dan istrinya bisa lebih leluasa melakukan perjalanan dan bisa beristirahat di jalan kapan pun. Bahkan, ia pun bisa mengangkut anggota keluarganya yang lain saat di hari Lebaran akan berziarah ke makam yang lokasinya cukup jauh dari rumah mertuanya.

"Bagi saya, mobil pertama itu sangat menyimpan kenangan. Karena, walaupun mobil bekas, saya bisa membawa istri saya mudik dengan nyaman. Sekarang istri saya sudah meninggal dunia, saya tenang pernah memberi kebahagiaan setiap mudik dengan mobil itu," kenang Juniar.

Menurut Juniar, setelah memiliki mobil pertama tersebut, ia seperti memiliki modal untuk membeli mobil berikutnya secara tunai. Namun, saat pandemi Covid 19, ia terkena PHK. Ia pun, kembali mengajukan kredit mobil untuk menjalankan usaha ekpedisinya dengan menggunakan data ibunya yang seorang pensiunan PNS.

Pada 2020, kata dia, ia memiliki usaha jasa pengiriman atau ekspedisi ke luar negeri, tepatnya ke Hongkong. Makanya, ia membutuhkan mobil dan membeli mobil Xenia bekas dengan mengajukan kredit ke ACC. DP (Down Payment) yang diberikan, menggunakan uang pesangon Juniar sebesar Rp 85 juta. Sisanya, ia menyicil sebesar Rp1.700.000 setiap bulan.

"Setelah ada mobil, usaha jadi semakin lancar karena buat mengirim paket dari toko ke stasiun kereta bisa lebih mudah. Menjalankan bisnis ekspedisi ini sangat perlu kendaraan yang bagasinya luas," katanya.

Setelah berjalan setahun, kata dia, kantor pusat ekspedisinya tutup, sehingga bisnisnya sudah tak dijalankannya lagi. Padahal, awalnya, pengahasilannya cukup lumayan dari bisnis ekpedisi tersebut. "Karena sudah tak berbisnis ekspedisi lagi, saya jual mobil yang dicicil lalu langsung dilunasin. Saya pun, membeli mobil lagi buat jadi pengemudi transportasi online dengan uang cash," katanya.

Juniar menilai, adanya kredit kendaraan di ACC bisa membantu saat tak punya uang untuk membeli secara tunai. Asalkan pengajuan kredit kendaraannya tidak melebihi 50 persen dari penghasilan, maka cicilannya akan aman. Selain itu, adanya lembaga pembiayaan seperti ACC ini, akan membuat masyarakat lebih mudah mengakses kredit. Karena, prosesnya tak sesulit saat mengajukan ke Bank.

"Asal BI checking-nya kita bersih, pasti pengajuan kredit di setujui. Selain mudah, mengajukan kredit lewat leasing ini, DP nya lebih kecil hanya sekitar 10 hingga 20 persen. Kalau bank kan sampai 30 persen. Artinya, ACC ini jadi solusi buat orang yang ingin punya kendaraan tapi DP-nya terbatas," katanya.

Menurut Juniar, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat mengajukan pembiayaan ke leasing. Pertama, harus punya penghasilan dan pekerjaan tetap. Kedua, menjaga cicilannya biar nama orang yang mengajukan kredit tetap bagus. "Nah kalau untuk leasing, yang harus dibenahi adalah jangan sembarangan menagih dan menarik kendaraan. Saya harap, penarikan kendaraan di jalan ini harus dibenahi jangan sembarangan karena banyak yang diambil atau pemaksaan perampasan kendaraan di jalan pada orang yang cicilannya menunggak, itu membuat konsumen takut," paparnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement