REJABAR.CO.ID, GARUT — Polres Garut tengah membantu upaya klarifikasi data warga yang merasa tiba-tiba menjadi debitur PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Polisi juga akan bergerak menyelidiki permasalahan itu.
Kasus itu dilaporkan terjadi di Desa Sukabakti, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dikabarkan ada ratusan warga yang tiba-tiba terdata sebagai debitur PNM dengan besaran tanggungan berkisar Rp 850 ribu hingga Rp 2 juta.
Menurut Kepala Seksi Humas Polres Garut Ipda Susilo Adhi, beberapa hari terakhir ini polisi membantu melakukan klarifikasi terhadap warga yang datanya tercatat sebagai debitur PNM.
“Kalau laporan secara langsung belum ada. Namun, kami sudah bergerak untuk melakukan penyelidikan,” kata Susilo, saat dikonfirmasi Republika, Rabu (19/7/2023).
Berdasarkan pendataan sementara, jumlah warga merasa tiba-tiba menjadi debitur PNM itu mencapai 407 orang. Lantaran jumlahnya terbilang banyak, pengumpulan data masih terus berjalan.
Menurut Susilo, pihaknya bekerja sama dengan PNM untuk melakukan klarifikasi kepada warga. Selain itu, polisi juga berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Garut untuk memastikan data yang digunakan untuk mengajukan pinjaman ke PNM.
“Kalau pengakuan warga, mereka tidak pernah meminjam uang. Namun, itu sedang diklarifikasi. PNM juga mengecek langsung,” ujar Susilo.
Susilo mengatakan, polisi sudah menyarankan kepada warga yang merasa data dirinya dicatut untuk membuat laporan secara resmi kepada kepolisian. Menurut dia, polisi akan terus memberikan pendampingan terkait kasus ini.
“Kami belum menentukan siapa yang salah, kami masih melakukan pengecekan datanya,” kata Susilo.
Ihwal adanya dugaan oknum PNM Mekaar yang mencatut data warga, Susilo mengatakan, polisi belum mengarah ke sana. Sejauh ini masih berfokus pada pengumpulan data warga. “Belum ke sana, kami melengkapi data dulu. Kalau data sudah lengkap, enak itu,” kata Susilo.
Keluhan dari warga
Sebelumnya, Kepala Desa Sukabakti, Wawan Gunawan, mengatakan, pihak desa sudah meminta PNM untuk melakukan klarifikasi ihwal warga yang merasa tiba-tiba menjadi debitur.