Sementara ini, kata dia, ada dugaan warga tiba-tiba memiliki utang karena datanya dicuri atau dicatut oleh oknum program PNM Mekaar. “Setelah kami lakukan penelusuran, ternyata pencurian data pribadi ratusan warga ini (diduga) dilakukan oleh ketua program PNM Mekaar,” kata Wawan.
Salah seorang warga Desa Sukabakti, Sinta, membenarkan namanya tercatat sebagai peminjam uang atau debitur PNM. Ia mengaku heran karena merasa tak pernah meminjam uang. “Makanya kaget, kenapa bisa data itu tersebar?” katanya.
Sinta sendiri mengaku belum ditagih oleh PNM. Namun, kata dia, sudah ada satu orang warga yang ditagih. Menurut dia, rata-rata warga yang namanya tercatat sebagai debitur itu meminjam Rp 850 ribu sampai Rp 2 juta.
Sinta berharap kasus itu dapat diusut tuntas, termasuk soal dugaan pencatutan data warga. “Inginnya diusut tuntas. Jangan sampai KK (kartu keluarga) disalahgunakan,” kata Sinta.
Menurut Kepala Urusan Umum Pemerintah Desa Sukabakti, Kartini, ada ratusan warga di desanya yang terdata sebagai debitur PNM. Namun, kata dia, banyak warga yang merasa tidak pernah meminjam uang kepada lembaga pembiayaan itu.
“Memang betul banyak warga yang ada di data pinjaman PNM, tapi tidak merasa meminjam. Jumlah yang sudah masuk ke desa ada 407 orang, tersebar di enam RW,” kata Kartini.
Kartini mengatakan, pemerintah desa telah menghadirkan pihak PNM bersama ketua RT dan ketua RW untuk melakukan klarifikasi data debitur itu. Klarifikasi itu dilakukan, antara lain untuk mengetahui penyebab nama warga yang tiba-tiba terdata menjadi debitur. “Kami masih penyelidikan kenapa bisa seperti ini,” ujar dia.