Berdasarkan hasil pemeriksaan lebih lanjut, manajemen RS Sentosa akhirnya menonaktifkan sementara lima tenaga kesehatan (nakes) yang diduga terlibat langsung dalam kejadian bayi tertukar pada Juli 2022. Menurut Gregg, salah satu dari nakes tersebut pernah mendapat penghargaan sebagai pegawai teladan pada Agustus 2022.
“Satu orang di antara mereka itu diberikan penghargaan pegawai teladan karena dianggap kinerjanya baik. Itu kan menunjukkan bahwa rumah sakit tidak tahu apa-apa terhadap peristiwa ini (bayi pasien tertukar). Kalau tahu ya enggak mungkin lah diberikan pegawai teladan,” kata Gregg kepada Republika, Senin (28/8/2023).
Setelah mengetahui ada dugaan bayi pasien tertukar, Gregg mengatakan, RS Sentosa terus mengawal kasusnya agar bisa diselesaikan. Manajemen RS Sentosa juga sudah meminta maaf kepada ibu yang bayinya tertukar. Setelah ada hasil tes DNA silang, Gregg mengatakan, RS Sentosa berharap penyelesaian kasus bayi tertukar ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan.
“Jadi, kami berharap kemudian upaya kami adalah bagaimana kita berbicara menyelesaikan ini secara kekeluargaan dan damai. Sesuai dengan semangat rumah sakit dari awal,” kata Gregg.
Menurut Gregg, RS Sentosa akan menawarkan dua hal kepada kedua ibu yang bayinya tertukar, jika hal ini masuk dalam pembicaraan, yaitu fasilitas perawatan kesehatan dan beasiswa. RS Sentosa disebut akan menawarkan fasilitas perawatan kesehatan terhadap kedua bayi hingga usia 18 tahun.
Selain itu, RS Sentosa juga menawarkan beasiswa untuk pendidikan dua anak tersebut. “Artinya, rumah sakit tanggung jawab untuk itu, kesehatannya. Rumah sakit juga mau menawarkan itu, beasiswa kepada dua anaknya sampai lulus SMA,” ujar Gregg.