REJABAR.CO.ID, BANDUNG — KH Abdul Chalim diusulkan digunakan sebagai nama Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang ada di Kertajati, Kabupaten Majalengka. Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin mengaku akan memproses usulan tersebut.
Bey mengaku sudah menerima usulan nama KH Abdul Chalim untuk Bandara Kertajati itu dari para tokoh di Majalengka dan keluarga almarhum pahlawan nasional itu. “Kemarin sih dari keluarga dan tokoh-tokoh di Majalengka pas ke sarasehan terkait tokoh nasional,” kata Bey di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (5/12/2023).
Menurut Bey, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar akan memproses usulan tersebut. Namun, kata dia, pemprov menunggu dukungan terhadap usulan itu dari DPRD Jabar. “Kami akan proses. Tapi, pertama, dari DPRD juga harus ada dukungan,” ujar dia.
Usulan penggunaan nama KH Abdul Chalim untuk bandara di Kertajati itu sebelumnya juga disampaikan Bupati Majalengka Karna Sobahi. Hal itu disampaikan Karna saat menghadiri acara tasyakuran gelar Pahlawan Nasional dan Tahlil Akbar Almaghfurlah KH Abdul Chalim di kompleks Pondok Pesantren Amanatul Ummah 2, Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Ahad (3/12/2023).
Selain sebagai nama bandara, Karna juga menyampaikan niat untuk mendorong penggunaan nama KH Abdul Chalim untuk salah satu jalan di Kabupaten Majalengka. “Saya ingin bapak/ibu saksikan, insya Allah, setelah ini, nama pahlawan nasional KH Abdul Chalim akan kita abadikan menjadi nama jalan dan bandara di Majalengka,” kata Karna, yang disambut tepuk tangan.
Hal itu disebut sebagai bentuk penghargaan terhadap KH Abdul Chalim, tokoh asal Majalengka yang dianugerahi gelar pahlawan nasional pada November lalu. Karna mengatakan, Pemkab Majalengka juga akan memberikan penghargaan dalam bentuk lain. “Saya memastikan bahwa sejak hari ini, setiap 16 Agustus, sebelum pidato Presiden akan diselenggarakan upacara resmi di kompleks Maqbaroh KH Abdul Chalim,” ujar Karna.
Wakil Ketua Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Tingkat Pusat (TP2GP) Usep Abdul Matin menjelaskan KH Abdul Chalim merupakan sosok perintis dan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) serta pejuang kemerdekaan yang mengusung konsep moderasi beragama dan berpolitik.
“Almaghfurlah KH Abdul Chalim itu orang yang sangat paham isi kitab ‘Ainul Adab wa As-Siyasah karangan Syekh Hadzil, salah satu ulama abad delapan Hijriyah. Beliau memahami dan menerapkan moderasi beragama dan berpolitik sebagaimana tertuang dalam kitab tersebut,” kata Usep.
Menurut Usep, dalam moderasi beragama, misalnya, KH Abdul Chalim mengusung saling menghormati antarpenganut mazhab yang berbeda. Adapun dalam hal moderasi berpolitik, kata dia, KH Abdul Chalim mengusung keseimbangan politik dan agama.
Putra KH Abdul Chalim, yang merupakan pengasuh Pesantren Amanatul Ummah, Asep Saifuddin Chalim, menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Majalengka dan seluruh pihak yang telah mendukung dan mendoakan ayahnya sebagai pahlawan nasional.
“Saya sangat bangga dan bahagia, hari ini ibu/bapak berkenan hadir untuk melahirkan rasa syukur atas gelar pahlawan untuk Abah saya. Ini sebagai bukti bahwa dengan keinginan luhur dan cita-cita yang tinggi, insya Allah, apa yang kita harapkan akan dikabulkan Allah,” ujar Asep.