REJABAR.CO.ID, INDRAMAYU — Selama 2021 hingga 2023, sebanyak 4.972 warga di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mengikuti program Kejar Paket (Ja-Ket). Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu menggratiskan warga mengikuti program pendidikan kesetaraan itu.
Ja-Ket merupakan program untuk menjaring masyarakat Kabupaten Indramayu yang belum menyelesaikan pendidikan formal tingkat SD/MI, SMP/MTs, ataupun SMA/SMK/MA. Warga bisa mengikuti program Paket A, B, atau C, sesuai tingkatan, secara gratis.
Program tersebut merupakan salah satu yang unggulan Pemkab Indramayu di bawah kepemimpinan Bupati Nina Agustina. Menurut Bupati, program Ja-Ket merupakan komitmen bersama untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan, yaitu masih adanya warga yang putus sekolah atau belum menyelesaikan pendidikan formal.
“Dengan ikut program Ja-Ket, baik di Paket A, B, dan C, maka akan menaikkan indeks rata-rata lama sekolah sebagai pengukuran IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Kita berharap program ini bisa menaikkan IPM dan bisa menaikkan kualitas masyarakat, dengan naiknya kualitas pendidikan mereka,” kata Bupati, Jumat (8/12/2023).
Pada 2021, berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Indramayu, ada 1.455 orang yang mengikuti program Ja-Ket. Terdiri atas 412 orang yang mengikuti Kejar Paket A, 430 orang Paket B, dan 613 orang mengikuti Paket C.
Tahun berikutnya, dilaporkan total 1.376 orang yang mengikuti program Ja-Ket, dengan perincian 122 orang mengikuti Paket A, 442 orang Paket B, dan 813 orang mengikuti Paket C.
Jumlah warga yang mengikuti program Ja-Ket makin meningkat pada 2023, menjadi 2.141 orang. Terdiri atas 245 orang yang mengikuti Paket A, 771 orang Paket B, dan sebanyak 1.125 orang mengikuti Paket C.
Sekretaris Disdikbud Kabupaten Indramayu Erni Heriningsih mengatakan, sejak diluncurkan pada 2021, program Ja-Ket mendapatkan respons yang baik. Menurut dia, kesuksesan program tersebut berkat kerja sama berbagai unsur, yaitu Disdikbud, pemerintah kecamatan, pemerintah desa, maupun penyelenggara Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
“Kita terus komitmen menyisir anak-anak kita yang usia sekolah dan tidak menamatkan pendidikannya untuk terus bersekolah melalui program Ja-Ket,” ujar Erni.