Jumat 03 Jan 2025 20:49 WIB

Atasi Sampah Ditengah Pembatasan TPA Sarimukti, Pemkot Cimahi Buat Skala Prioritas

Pembatasan penerimaan sampah di TPA Sarimukti menyebabkan adanya penumpukan sampah

Rep: Ferry Bangkit Rizki / Red: Arie Lukihardianti
Kondisi TPA Sarimukti di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang Merupakan Lokasi Pembuangan Sampah dari Wilayah Bandung Raya.
Foto: Ferry Bangkit
Kondisi TPA Sarimukti di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang Merupakan Lokasi Pembuangan Sampah dari Wilayah Bandung Raya.

REJABAR.CO.ID,  CIMAHI--Produksi sampah yang dihasilkan warga Cimahi, mencapai 230 ton per hari. Namun yang dibuang ke TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dibatasi maksimal 17 ritase atau 90-100 ton setiap harinya.

"Kalau timbunan sampah sekarang itu 230 ton setiap harinya, tapi yang kita kirim itu maksimal 100 ton karena kan di TPA Sarimukti dibatasi. Sisanya kita olah di kewilayahan," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi Chanifah Listyarini saat dikonfirmasi, Jumat (3/1/2025).

Baca Juga

Chanifah mengakui, pembatasan penerimaan sampah di TPA Sarimukti menyebabkan adanya penumpukan sampah di sejumlah titik di Kota Cimahi meskipun diklaimnya masih terkendali. Untuk itu, Pemkot Cimahi menerapkan skala prioritas untuk pengangkutan sampah.

Pemkot Cimahi, kata Chanifah, akan mendahulukan pengangkutan sampah di wilayah yang sudah mengimplementasikan pemilahan dan penumpukannya sudah berlangsung lama. Hal itu dilakukan untuk mengedukasi masyarakat agar melakukan pemilahan sampah sejak dari hulu.

"Kalau untuk kita memang ada penumpukan, Tapi masih agak terkendali. Kita melakukan penjadwalan, jadi mana yang sudah lama numpuk kita angkut dan tentunya kita utamakan sampah yang sudah dilakukan pemilahan," katanya.

Selain itu, Pemkot Cimahi juga kini tidak mengakomodir sampah yang dihasilkan dari kawasan berpengelola seperti perusahaan. Kawasan tersebut diimbau untuk melakukan pengelolaan secara mandiri.

"Perusahaan dan kawasan berpengelola sudah enggak kita layani. Jadi murni hanya melayani masyarakat," kata Chanifah.

Chanifah melanjutkan, untuk pengelolaan sampah ke depannya, pihaknya mendorong pembentukan Bank Sampah Unit (BSU) di tingkat Rukun Warga (RW) se-Kota Cimahi. Keberadaan BSU itu dinilai efektif untuk mengurangi penumpukan sampah. "Kita mendorong tiap RW di Kota Cimahi yang jumlahnya 312 untuk membentuk BSU. Agar bisa membantu pengurangan sampah yang diangkut," kata Chanifah.

Pihaknya telah mengandeng 65 fasilitator untuk pembentukan BSU di 312 RW. Setiap fasilitator membawahi 5 RW untuk pendampingan yang diberikan tugas membantu masyarakat dalam pembentukan BSU. "Nanti mereka diajari cara pemilahan sampah, lalu di setiap RW minimal sudah menyiapkan barang-barang hasil terpilah. Nanti akan ditarik oleh bank sampah induk Samuchi sesuai penjadwalan," katanya.

Ia menambahkan, untuk saat ini BSU tersebut fokus terhadap pengelolaan sampah anorganik di wilayahnya. Namun demikian, kedepannya keberadaan BSU ini akan mengelola sampah organik. "Kami berharap BSU tidak hanya mengolah sampah anorganik, tetapi juga sampah organik. Saat ini, kami masih melakukan pendampingan untuk mencapai target tersebut," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement