Ahad 16 Feb 2025 11:20 WIB

Tak Seperti Orang Jawa, Kenapa Orang Sunda Sulit Jadi Presiden Indonesia?

Delapan presiden Indonesia berdarah Jawa.

Red: Karta Raharja Ucu
Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2024).
Foto:

Rektor UPI periode 2005-2015, Prof Dr Sunaryo Kartadinata MPd mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, UPI terus menggali mutiara dalam jati diri masyarakat Sunda. Nilai tersebut dielaborasi untuk kemudian menjadi nilai bangsa dengan melakukan rekayasa sosial melalui pendidikan.

"Kita harus merumuskan tentang pendidikan kesundaan. Paling tidak, ke depan kita harus memiliki pola pikir tentang pendidikan kesundaan," kata Sunaryo.

Dalam diskusi yang dipandu Prof Dr Aminudin Aziz tersebut, dia mengatakan, terdapat banyak nilai yang perlu digali, diinventarisasi ulang, dan kemudian diformulasikan, nilai yang bagus harus diperkokoh, sementara yang sudah ketinggalan zaman bisa disesuaikan, bahkan yang tidak relevan diganti.

"Banyak nilai Sunda yang menunjuk pada kebijakan lokal (local wisdom). Hal itu ditandai dengan adanya kemampuan bertahan dari budaya luar, memiliki kemampuan mengakomodasikan unsur budaya luar, memiliki kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli, mempunyai kemampuan mengendalikan dan mampu memberi arah pada perkembangan budaya," kata almarhum yang pernah menjabat sebagai Dubes Uzbeskistan tersebut.

Dalam kesempatan itu, dia memperlihatkan hasil penelitian yang menunjukkan orang tua (suami-istri) dengan etnik yang sama sebanyak 77,07 persen menggunakan bahasa ibu, sedangkan 22,97 persen menggunakan bahasa Indonesia. Sementara 22,92 suami-istri yang bukan satu suku Sunda justru menggunakan bahasa ibu sebanyak 81,81 persen dan 18,19 persen menggunakan bahasa Indonesia.

Sedangkan Dr Mikihiro Moriyama, guru besar tentang Indonesia Studies dari Nanzan University Jepang, saat itu mengungkapkan pandangan orang Belanda tentang masyarakat Sunda. Ia merujuk pada sebuah ensiklopedia (anonim) yang disusun orang Belanda awal abad ke-20 yang menyatakan, orang Sunda memiliki beberapa sifat yang dirasakan sangat menarik oleh banyak orang Eropa yang pernah tinggal bersama bangsa itu.

"Dia halus, sopan, suka menolong, ramah, dan menghindari pertengkaran dan perkelahian. Dia sederhana, tidak berlebih-lebihan, tenang, pendiam, pemalu, sopan, dalam pergaulan. Sudah barang tentu, ada pula sifat yang terselubung. Kesopanan dan sifatnya yang penurut sering menjadi sikap membudak dan mencari muka," kata Mihikiro Moriyama.

Menurut dia, biasanya, orang sunda tidak mempunyai inisiatif, berhemat dianggap aneh baginya, seperti halnya menjunjung kebenaran. "Perjudian dan perbuatan asusila menimbulkan banyak korban di antara orang Sunda," ujar Mikihiro Moriyama.

Ia juga mengungkapkan, tingkah laku para pimpinan terhadap orang kecil pada umumnya angkuh, khususnya pada zaman dahulu, sehingga dalam hal ini tak ada gambaran yang menyenangkan. Mikihiro menyatakan, nilai yang bagus pada masyarakat Sunda harus dipertahankan, sebaliknya nilai yang sudah ketinggalan harus ditinggalkan.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement