Rabu 23 Apr 2025 08:54 WIB

Bentrok Antar Warga Terjadi di Lokasi Sengketa Lahan Sukahaji, Wali Kota Bandung: Prihatin

Farhan meminta semua pihak yang bersengketa untuk menahan diri.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan
Foto: Edi Yusuf
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG--Bentrok terjadi antara warga dengan sekelompok orang yang diduga Ormas di kawasan Sukahaji, Kota Bandung atau di lokasi sengketa lahan beberapa waktu lalu. Wali Kota Bandung M Farhan menyesalkan kejadian tersebut. Ia meminta semua pihak menahan diri dan menempuh jalur hukum.

"Terus terang saya prihatin dan menyesalkan bentrokan yang tidak perlu karena pak gubernur dengan wali kota sudah bersepakat akan mengelola," ujar Farhan belum lama ini.

Baca Juga

Farhan mengatakan, tidak mempermasalahkan pihak yang tidak setuju dengan hal tersebut. Akan tetapi, ia meminta jangan terjadi bentrok sebab solusi yang telah dibuat menjadi percuma. "Ada yang tidak setuju bebas tetapi antar kedua kelompok berbeda pendapat jangan bentrok karena kalau bentrok membuat solusi yang dibuat menjadi percuma," kata dia.

Farhan meminta semua pihak yang bersengketa untuk menahan diri. Ia mengajak semua pihak untuk mencari solusi secara hukum atau musyawarah mufakat. "Saya mengapresiasi aparat penegak hukum, keamanan dan trantib turun tangan menjaga dan menahan diri," katanya.

Menurut Farhan, terdapat dua narasi yang berkembang dalam kasus sengketa lahan di Sukahaji yaitu menyangkut hak hidup atas lahan dan alas hak hukum. Ia pun menegaskan apabila perlu maka bisa dibawa ke proses hukum. "Saya sesalkan kenapa harus ada kekerasan. Kita berusaha menghentikan namanya eskalasi," kata dia.

Sebelumnya, bentrok antara warga yang menempati lahan tersebut terjadi dengan sekelompok pria yang diduga berasal dari ormas. Beberapa orang warga ibu-ibu mengalami pukulan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement