REJABAR.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Para pembudidaya keramba jaring apung (KJA) di kawasan Waduk Cirata, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat merespons pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono yang menyebut ikan hasil budidaya di Waduk Cirata mengandung merkuri tinggi dan tidak layak konsumsi.
Salah seorang pembudidaya ikan yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Cirata (MPC), Asep Sulaeman (53) mengatakan, tak menutup kemungkinan ikan hasil budidaya di Waduk Cirata memang mengandung merkuri. Namun, pihaknya menilai seharusnya pernyataan itu disertai dengan solusi konkret. Bukan sekadar pernyataan di media yang justru menurunkan kepercayaan pasar terhadap hasil budidaya ikan di Cirata.
"Kami sudah tahu sejak lama kondisi air di Cirata tidak menutup kemungkinan iya (tercemar mercuri). Tapi yang kami butuhkan sekarang bukan cuma stetmen, melainkan solusi nyata dari pemerintah," kata Asep di Waduk Cirata, Kamis (26/6/2025).
Asep mengingatkan, Waduk Cirata dan Jatiluhur merupakan dua sentra produksi ikan air tawar terbesar di Jawa Barat. Pernyataan soal kandungan merkuri tanpa penanganan bisa berdampak luas terhadap mata pencaharian ribuan warga yang menggantungkan hidup dari sektor perikanan.
"Jangan sampai kami jadi korban. Ikan kami tidak laku karena dianggap berbahaya. Makannya ke depan, coba tolong cari solusinya, jangan sampai kita dibunuh secara karakter, apalagi harga ikan murah pakan melambung," katanya.
Menurutnya, pencemaran di Waduk Cirata bukan karena pakan semata. Namun diduga ada sumbangan air lindi dari TPA Sarimukti yang mengalir melalui Sungai Cimeta ke Sungai Citarum hingga akhirnya ke Waduk Cirata.
"Cirata ini penyebab dari pakan juga ada cuma mungkin ada logam merkuri terbanyak dari limbah lindi air TPA Sarimukti yang tersalur ke Citarum melalui Sungai Cimtera airnya ke Cirata, itu tidak dikelola dengan baik," katanya.
Ia juga menyebut program revitalisasi Citarum yang selama ini dijalankan pemerintah tak kunjung membuahkan hasil. Karena itu, Asep mendukung langkah Menteri KKP dan Gubernur Jawa Barat jika benar-benar serius dalam melakukan penataan kawasan perairan secara menyeluruh.
"Saya sudah puluhan tahun jadi petani KJA sejak tahun 90-an. Produksi ikan terus menurun seiring buruknya kualitas air. Kalau pemerintah mau menata ulang dan benar-benar memulihkan air, kami akan dukung," katanya.
Sebelumnya, Menteri Trenggono menyebut ikan di Waduk Cirata sudah tidak layak dikonsumsi karena mengandung merkuri dalam kadar tinggi. Meski demikian, ia mengaku belum mengambil tindakan tegas karena khawatir memicu protes besar dari pembudidaya.
"Waduk Cirata itu sebenarnya sudah tidak layak dimakan, ikannya itu sudah tidak layak. Karena kandungan merkurinya sangat tinggi dan itu sangat tidak sehat untuk masyarakat. Tapi kalau itu langsung disetop, ribuan keramba di situ pasti akan demo kepada KKP," kata Trenggono di Jakarta, Rabu (25/6/2025).