REJABAR.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Kepala Dinas Informasi Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat (Jabar) Yoppie Indrawan memastikan tak ada kebocoran data penduduk warga di Bandung Barat. Sehingga pihaknya meminta warga tak panik namun tetap waspada.
"Sejauh ini masih aman, tidak ada peretasan data penduduk. Kami juga belum ada laporan terkait hal itu dari Disdukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil) KBB," ujar Yoppie saat dihubungi, Selasa (29/7/2025).
Diketahui sebelumnya media sosial X dihebohkan dengan pengakuan DigitalGhost yang menyatakan telah menguasai data pribadi 4,6 juta warga Jabar. Dalam unggahannya pada 10 Juli 2025 pukul 16.33 WIB, akun DigitalGostt mempertanyakan sistem pertahanan siber di Indonesia. Dia pun menyindir lemahnya pengamanan data oleh instansi pemerintah.
Yopie mengatakan, pihaknya sudah membentuk Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) yang bertugas menangani gangguan dan ancaman hingga menangkal serangan siber yang menargetkan situs pemerintah maupun aplikasi milik Pemkab Bandung Barat. Termasuk, web milik Disdukcapil KBB. Jika ada hacker atau peretas mencoba melakukan serangan siber, kata dia, tim tersebut bergerak cepat untuk melakukan penanganan.
"Kami sudah ada TTIS. Begitu ada laporan atau indikasi adanya serangan, tim TTIS segera melakukan tindakan perbaikan dan pemulihan untuk memastikan website pemerintah kembali berfungsi dengan baik dan aman dari konten negatif," kata Yoppie.
Yoppie mengakui, situs atau aplikasi milik Pemkab Bandung Barat cukup sering mendapat percobaan serangan siber yang dilakukan hacker. Tercatat sejak Januari hingga Juni 2025 ada sekitar 36 ribu serangan siber yang mencoba meretas web maupun aplikasi.
Beruntung serangan siber itu bisa langsung ditangani pihaknya sehingga tidak berdampak panjang terhadap aplikasi maupun web di seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Bandung Barat. "Serangan siber berdasarkan data dari Januari sampai kemarin akhir Juni ada 36 ribu serangan ke Bandung Barat. Ada aplikasi dan web site, untungnya masih firewall jadi bisa kami langsung tangani," kata dia.
Saat ini, kata Yoppie, pihaknya terus mengembangkan sistem pertahanan siber agar ke depannya semakin sulit ditembus oleh peretas. TTIS akan menjadi garda terdepan dalam menghadapi insiden siber serta melakukan pemulihan terhadap sistem yang terdampak.