REJABAR.CO.ID, INDRAMAYU -- Ulama yang tergabung dalam Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu mengaku, tidak memahami alur pemikiran Ponpes Al Zaytun Indramayu. Apalagi, selama ini kegiatan dan aktivitas mereka terbilang ekskusif dan tertutup.
‘’Mereka sama muslim, tapi eksklusif dan tertutup. Kami ulama di Indramayu tidak memahami alur pemikiran mereka, tidak tahu apa mahzabnya,’’ ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu, KH Satori kepada Republika, saat dimintai tanggapannya terkait pelaksanaan Sholat Id di pondok tersebut, Ahad (23/4/2023).
KH Satori juga mengaku, tidak memahami cara peribadatan yang dilaksanakan di Ponpes Al Zaytun Indramayu, termasuk dalam pelaksanaan sholat Idul Fitri 1444 Hijriah tersebut.
KH Satori mengatakan, secara syariat, semestinya jamaah perempuan tidak boleh di depan barisan jamaah laki-laki. Menurutnya, jamaah perempuan harusnya di belakang jamaah laki-laki.
Selain itu, lanjut Satori, shaf sholat berjamaah juga seharusnya rapat. Pasalnya, saat ini pandemi Covid-19 sudah berakhir, sehingga semestinya tidak ada lagi jaga jarak di antara shaf sholat.
Satori pun mengaku, tidak bisa mengatakan pihak Al Zaytun benar atau tidak benar, ataupun sesat atau tidak sesat. Pasalnya, hal itu akan menimbulkan perdebatan yang tidak berkesudahan.
‘’Mereka akan mempertanggungjawabkan sendiri di hadapan Tuhannya,’’ cetus Satori.
Seperti diketahui, jagat dunia maya dihebohkan dengan unggahan akun Instagram @kepanitiaanalzaytun. Dalam foto yang diunggah akun dengan bio 'Ini adalah akun resmi Kepanitiaan Al-Zaytun, memberitakan berbagai kegiatan acara di Ma'had Al-Zyatun, Indonesia' unggahan foto sholat Id pada Sabtu (22/4/2023), memicu kontroversi.
Selain shaf jamaah dibuat berjarak, juga ada jamaah perempuan di posisi paling depan di antara laki-laki. "Kegiatan perayaan Id Al Fithri di Masjid Rahmatan Lil Alamin Al-Zaytun-Indonesia," demikian keterangan caption tersebut dikutip Republika.co.id di Jakarta, Ahad (23/4/2023).
Adapun khutbah Idul Fitri 1444 Hijriyah disampaikan Prof Abdussalam Rasyidi (AS) Panji Gumilang, pendiri Ponpes Al Zaytun.