Ahad 09 Feb 2025 18:17 WIB

Kaget Ada 'Jalur Neraka' di Kabupaten Bogor, Dedi Mulyadi Gercep Intruksikan Hal Ini

Seratus orang meninggal di Parung Panjang

Rep: Ferry Bangkit Rizki / Red: Arie Lukihardianti
Gubernur Jawa Barat (Jabar) terpilih Dedi Mulyadi diwawancara wartawan usai rapat pimpinan di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (22/1/2025). Gubernur terpilih Dedi Mulyadi bersama wakilnya Erwan Setiawan dipastikan akan dilantik pada 6 Februari 2025 mendatang.
Foto: Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat (Jabar) terpilih Dedi Mulyadi diwawancara wartawan usai rapat pimpinan di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (22/1/2025). Gubernur terpilih Dedi Mulyadi bersama wakilnya Erwan Setiawan dipastikan akan dilantik pada 6 Februari 2025 mendatang.

REJABAR.CO.ID,  BOGOR-- Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro meminta Gubernur Jawa Barat Terpilih Dedi Mulyadi untuk memperbaiki jalur Parung Panjang di Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar). Jalan milik Pemprov Jabar itu kerap disebut 'jalur neraka' karena kerap terjadi kecelakaan lalu lintas.

Permintaan itu diutarakan Kapolres Bogor ketika bertemu langsung dengan Dedi Mulyadi yang diunggah dalam akun channel YouTube miliknya, dikutip Republika.co.id, Ahad (9/2/2025). Pertemuan itu juga disaksikan Wakil Bupati Bogor Ade Jaro.

Baca Juga

Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro mengatakan, Jalan Paru Panjang sudah menelan korban 100 orang akibat kecakaan. Pemicunya karena karena kontur jalan, jumlah muatan, jalan rusak, penerangan jalan umum kurang memadai hingga sempitnya jalanan.

"Kami mohon bantuan kepada Pak Gub untuk masalah Parung Panjang. Selama kami menjadi Kapolres Bogor selama 1 tahun 8 bulan itu kasus kecelakaan yang diakibatkan baik itu lalainya si pengemudi, baik itu kontur jalan yang kurang memadai, Jalan rusak dan sebagainya itu menimbulkan korban jiwa yang sangat banyak," kata Kapolres Bogor.

Pertemuan itu juga membahas terkait persoalan tidak sinerginya aturan antara Kabupaten Bogor dan Kabupaten Tangerang terkait proses penambangan. Kapolres Bogor menyebutkan tidak sinkronnya aturan waktu penambangan berdampak pada aktivitas masyarakat.

"Sama izin Pak Gub yang operasionalnya tolong disinkronkan antara Pemprov Banten dalam hal ini Tangerang dengan Pemprov Jabar dalam hal ini Kabupaten Bogor. Para penambang ini Pak Gub. Karena ketika jam operasional itu berbenturan dengan orang tua mengantar anak sekolah dan orang tua menjemput anak sekolah dan aktivitas masyarakat di pasar, itu berbenturan bisa meningkatkan jumlah korban jiwa," papar Kapolres Bogor.

Dedi Mulyadi yang mendengar pernyataan dari Kapolres Bogor itupun lantas kaget. "100 orang meninggal di Parung Panjang? Yang itu akibat lambannya provinsi membangun jalan itu berakibat pada terjadinya kecelakaan sampe meninggal 100 orang," ujar Dedi Mulyadi.

"Berarti Parung Panjang itu 'neraka' bagi warga Bogor. Dia 'neraka' di jalan raya akibat penambagan, dia 'berneraka' akibat polusi penambangan dan dampak lingkungannya," imbuh dia.

Tanpa menunggu waktu pelantikan, Dedi Mulyadi pun dengan sigap bakal mengumpulkan instansi terkait di Kabupaten Bogor dan Pemprov Jabar untuk membahas jalur Parung Panjang. "Biar cepet, biar korbannya (nggak) terlalu banyak, biar nggak usah nunggu saya dilantik saya juga bisa memfasilitasi. Gini, hari Rabu langsung kita bahas di sini (kantor Polres Bogor) saja," kata Dedi Mulyadi.

Pemprov Banten yang terkait dengan jalur ini juga akan diundang hadir untuk mencari solusi. "Kalau begitu kan Kepala Dinas Perhubungan Jabar mengundang Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten juga Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tangerang. Jangan sampai korban nunggu-nunggu dilantik. Kalau saya harus sekarang. Hari Rabu saya sudah meminta Kepala Dinas PU minimal Sekda untuk segera mengundang dan kita selesaikan," paparnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement