REJABAR.CO.ID, CIMAHI -- Ruas jalan di kawasan Alun-alun Kota Cimahi, ditutup sementara karena akan dilakukan pemeliharaan. Jalan yang digadang-gadang mirip kawasan Braga, Kota Bandung senilai Rp 5,2 miliar itu sudah mengalami kerusakan padahal belum diresmikan.
Kepala Bidang Lalu Lintas pada Dinas Perhubungan Kota Cimahi M Nur Effendi mengatakan, pihaknya menerima surat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk menutup sementara ruas jalan di kawasan Alun-alun Kota Cimahi yang sudah dilapisi menggunakan batu andesit.
"Iya ditutup dulu, sebelumnya PUPR sudah bersurat ke kami. Ditutupnya mulai 12 Februari untuk pemeliharaan, tapi sampai kapannya kami gak tau," ujar Nur Effendi saat dikonfirmasi, Kamis (13/2/2025).
Penataan jalan di kawasan Alun-alun Kota Cimahi sudah dilakukan tahun lalu dana Rp 5,2 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Ada tiga ruas jalan yang dilakukan penataan menggunakan batu andesit yakni Jalan Sekolahan dengan anggaran sekitar Rp 2 miliar lebih, Jalan Ria Rp 2,3 miliar lebih dan Jalan Kaum sekitar Rp 900 juta lebih. Penataan itu rampung akhir tahun 2024.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Cimahi Wilman Sugiansyah mengakui sudah ada kerusakan di jalan yang berada di pusat kota itu. Kerusakan di jalan tersebut yakni batu andesit yang dipakai banyak yang sudah terbelah. Kemudian tak lagi rapat antara satu batu dengan batu lainnya sehingga mengeluarkan bunyi karena longgar.
"Memang konstruksi batuan andesit di jalan itu jadi tidak sempurna lagi. Adapun nanti kedepannya akan ada pemeliharaan, tapi tidak dalam waktu dekat ini," kata Wilman.
Seharusnya, kata dia, jalan tersebut tak boleh dilintasi kendaraan seperti konsep yang diinginkan oleh Pj Wali Kota Cimahi sebelumnya, Dicky Saromi. Namun faktanya berbeda dengan yang terjadi di lapangan. Tak cuma dilintasi kendaraan roda dua dan roda empat dari berbagai arah, jalan andesit itu juga dijejali kendaraan yang terparkir sejak pagi sampai malam hari. Ditambah ramai oleh PKL di setiap sudut jalan.
"Memang konsepnya itu akan bebas dari kendaraan, cuma tidak bisa serta merta karena kami harus koordinasi dengan Dishub dan kepolisian," kata Wilman.
Ramainya kendaraan yang lalu lalang di ruas jalan itu menjadi penyebab kerusakan batu andesit. Sebab rata-rata bobot kendaraan lumayab berat sehingga dengan mudah merusak batu andesit. "Kondisi di lapangan, banyak pedagang PKL dan UMKM, mereka saat membawa barang pakai kenda ini kendraan. Makanya itu yang membuat kondisi batu tidak lagi sempurna," kata Wilman.