REJABAR.CO.ID, CIREBON — Upaya pencarian terhadap korban di area pertambangan Gunung Kuda terpaksa dihentikan sementara pada Ahad (1/6/2025) ini. Penghentian pencarian korban menyusul seringnya terjadi longsor susulan yang mengancam keselamatan petugas yang melakukan pencarian.
“Longsor susulan ini sangat sering sekali ya. Dan longsoran ini kalau menurut kami cukup besar sehingga kami khawatirkan akan berdampak pada petugas,” kata Dandim 0620 Kabupaten Cirebon, Letkol Inf M Yusron, saat ditemui di Gunung Kuda, Ahad (1/6/2025).
Ia menyebutkan, longsor susulan itu terjadi lima kali sejak hari pertama, Jumat (30/5/2025) hingga Ahad (1/6/2025). Berdasarkan masukan dari Tim Inspektur Pertambangan dari Kementerian ESDM, upaya pencarian korban harus disertai alat total stationery yang akan mendeteksi adanya pergerakan tanah.
Kehadiran alat khusus tersebut penting untuk memastikan keamanan Tim SAR Gabungan.“Kita juga kan bekerja butuh keamanan,” ucap dia.

19 orang tewas
Jumlah korban tewas akibat longsor di area pertambangan Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, saat ini sudah mencapai 19 orang.Upaya pencarian korban untuk sementara dihentikan menyusul sering terjadinya longsor susulan yang bisa membahayakan Tim SAR Gabungan.
“(Pencarian hari ini) menemukan dua jenazah. Jadi total keseluruhan yang sudah kita temukan ada 19 jenazah,” ujar Yusron.
Adapun kedua korban meninggal yang ditemukan hari ini masing-masing bernama Nalo Sanjaya (53) warga Kelurahan Kedongdong Kidul, Kecamatan Dukupuntang, dan Wahyu Galih (26), seorang kuli tambang asal Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang.
Dengan ditemukannya kedua korban pada hari ini, Yusron menyebutkan, diperkirakan masih ada enam korban lainnya yang masih hilang. Hal itu didasarkan pada laporan masyarakat.