Selasa 10 Jun 2025 19:32 WIB

Lingkungan Makin Banyak yang Rusak, Walhi Desak Dedi Mulyadi Bentuk Dewan Pertimbangan Lingkungan

Walhi menilai kepemimpinan Dedi Mulyadi belum sepenuhnya berpihak ke lingkungan

Red: Arie Lukihardianti
Ribuan massa mengikuti aksi Panggung Rakyat bertajuk Lingkungan Alam Milik Rakyat, Bukan Milik Penguasa atau Raja bersama Walhi dan sejumlah organisasi terkait lainnya, di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (10/6/2025). Aksi demo para petani dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini menuntut agar pemerintah memperhatikan nasib petani, dan berbagai masalah lingkungan di Jawa Barat.
Foto: Edi Yusuf
Ribuan massa mengikuti aksi Panggung Rakyat bertajuk Lingkungan Alam Milik Rakyat, Bukan Milik Penguasa atau Raja bersama Walhi dan sejumlah organisasi terkait lainnya, di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (10/6/2025). Aksi demo para petani dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini menuntut agar pemerintah memperhatikan nasib petani, dan berbagai masalah lingkungan di Jawa Barat.

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG--Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mendesak Pemerintah Provinsi Jabar agar segera membentuk Dewan Pertimbangan Agraria dan Lingkungan Hidup. Hal ini menyusul semakin banyaknya kerusakan lingkungan karena alih fungsi lahan dan belum tertibnya aturan.

"Kami mendesak untuk melakukan atau membentuk Dewan Pertimbangan Agraria dan Lingkungan Hidup," ujar Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat, Wahyudin Iwang saat ditemui di sela aksi di Gedung Sate, Selasa (10/6/2025).

Baca Juga

Walhi menilai kinerja kepemimpinan Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi masih belum sepenuhnya berpihak kepada penyelamatan lingkungan. Saat ini, masih banyak penguasaan tanah dan lahan oleh korporasi yang merusak terhadap lingkungan.

"Bagi kami di Koalisi Gerak Bumi itu KDM belum maksimal untuk melakukan pemulihan serta perbaikan lingkungan hidup. Bahkan kebijakan-kebijakan yang sporadis itu juga menjauhkan relasi rakyat dengan tanah, menjauhkan relasi rakyat dengan lahan," katanya.

Selain itu, kata Wahyudin, Walhi Jabar juga mendesak baik eksekutif maupun legislatif agar segera membentuk tim panitia kerja agraria dan lingkungan hidup yang harus merepresentatifkan dari kelompok pegiat hingga masyarakat secara langsung.

Menurutnya, yang harus berpartisipasi dalam hal ini yaitu komunitas, tokoh, masyarakat, akademisi, mahasiswa, dan beberapa unsur terkait lainnya. "Sehingga, keterbukaan akuntabilitasnya pun juga bisa dapat dipertanggungjawabkan. Desakan itu yang kami akan tuangkan," kata Wahyudin.

Berdasarkan data yang dimiliki Walhi ada sebanyak 1,6 juta hektar kerusakan dan alih fungsi lahan yang ada di Jawa Barat. Menurut Wahyudin, hal ini merupakan salah satu ciri dan bukti fakta di mana upaya pemerintah tidak melakukan perbaikan dan pemulihan lingkungan.

"Malah melegitimasi kerusakan yang terus menggerus daya dukung lingkungan yang sudah prihatin di Jawa Barat ini. Dari mulai Sukabumi, Bogor Cianjur hingga Pangandaran. Itu digerus dan rakyat terus digusur tanahnya," katanya.

"Rakyat tidak diberikan akses atas ruang, atas lahan yang di mana fakta sebetulnya pejuang sejatinya atau pejuang sebetulnya itu adalah rakyat sebetulnya," imbuhnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement