REJABAR.CO.ID, KARAWANG-- Kegiatan pembongkaran atau penertiban bangunan liar di bantaran saluran irigasi wilayah Batujaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat sempat mendapat protes warga. Menurut Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Karawang, Basuki Rahmat, kegiatan penertiban bangunan liar di bantaran irigasi Batujaya dilakukan sejak sekitar sepekan terakhir.
Sesuai pendataan, ada 535 bangunan liar yang harus ditertibkan di sepanjang 12 kilometer saluran irigasi. Yakni, mulai dari Desa Batujaya hingga Desa Telukbango, Kecamatan Batujaya. Kegiatan penertiban bangunan liar tersebut melibatkan puluhan personel gabungan yang terdiri atas Satpol PP, Polri, TNI, dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Karawang.
Tim gabungan juga menurunkan alat berat dalam melakukan menertibkan bangunan liar itu. Selain menertibkan bangunan liar yang berdiri di bantaran saluran irigasi, petugas gabungan juga menertibkan bangunan yang berada di atas saluran irigasi tersebut.
Kegiatan penertiban bangunan liar di wilayah Kecamatan Batujaya itu sempat mendapat protes warga pada Rabu (16/7). Sebab, petugas dinilai tebang pilih dalam melakukan penertiban.
Warga memprotes setelah petugas melewati bangunan sebuah jembatan di atas saluran irigasi yang menghubungkan ke sebuah SPBU. Jembatan menuju SPBU itu dinilai warga menghambat saluran irigasi. Apalagi, terjadi penyempitan saluran di atas jembatan itu.
Setelah mendapat protes warga, akhirnya petugas membongkar jembatan yang menghubungkan ke sebuah SPBU tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Karawang Rusman menyampaikan penertiban bangunan liar di wilayah Batujaya itu adalah bagian dari upaya pemulihan fungsi saluran irigasi. Menurutnya, selama ini saluran irigasi di wilayah itu mengalami penyumbatan akibat bangunan liar. Sehingga, dilakukan penertiban bangunan liar yang dinilai mengganggu saluran air untuk kepentingan normalisasi saluran.
Rusman mengatakan, keberadaan bangunan liar telah lama menjadi penyebab utama banjir saat musim hujan. Kondisi itu terjadi akibat saluran irigasi di daerah itu tersumbat. Dengan dibongkarnya bangunan-bangunan tersebut, aliran air diharapkan kembali lancar dan mengurangi risiko banjir.