Senin 04 Aug 2025 11:26 WIB

Hilangkan Ketergantungan pada Kacamata, Teknologi yang Memadukan Laser dan AI Hadir di Jabar

Teknologi AI digunakan untuk mengukur akurat ketebalan kornea yang perlu dikoreksi

Red: Arie Lukihardianti
Mata (ilustrasi).
Foto: Dok. Www.freepik.com
Mata (ilustrasi).

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG--Prime Center Clinics memperluas layanan kesehatan mata ke masyarakat Kota Bandung. Yakni, dengan membuka booth khusus di Paskal 23 Mall selama sepekan penuh, dari Senin hingga akhir pekan lalu.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari kampanye edukasi dan promosi layanan Laser Vision Correction (LVC), sebuah teknologi bedah mata mutakhir untuk mengoreksi kelainan refraksi seperti rabun jauh (minus), rabun dekat (plus), dan astigmatisme (silindris).

Dokter spesialis mata dari Prime Center Clinics, dr. Marita Febiana Aprilani menjelaskan, saat ini LVC menjadi salah satu treatment yang saat ini sedang tren. Karena, mampu menghilangkan ketergantungan pasien pada kacamata.

“Laser vision correction ini merupakan suatu tindakan laser yang bisa mengkoreksi kelainan refraksi atau kelainan seperti minus, plus, dan silindris supaya pasien-pasien bisa terbebas dari kacamata,” ujar dr Marita di Paskal 23 Mall Bandung, akhir pekan lalu.

Tindakan LVC di Prime Center Clinics diperuntukkan bagi individu berusia 18 hingga 45 tahun yang belum mengalami katarak. Proses lasernya sendiri tergolong sangat singkat, hanya kurang dari 10 detik dengan total waktu tindakan sekitar 5 sampai 10 menit.

"Masa pemulihan bervariasi tergantung metode yang dipilih. Kalau yang Smile Pro ini, besoknya juga biasanya udah bisa beraktivitas,” kata dr Marita.

Marita menjelaskan, prosedur ini menggunakan teknologi laser yang dikombinasikan dengan kecerdasan buatan (AI) untuk mengukur secara akurat ketebalan kornea yang perlu dikoreksi berdasarkan besar kelainan refraksi pasien.

“Teknologi AI. Jadi dia pakai laser, yang memang tujuannya untuk mengikis si korneanya. Jadi supaya korneanya ditipiskan sesuai dengan besar koreksi dari minusnya atau plusnya,” katanya.

Dengan hadirnya Smile Pro, Prime Center Clinics menjadi pelopor teknologi laser vision correction tercanggih di Jabar. Harapannya, layanan tersebut bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat urban yang aktif, terutama mereka yang bekerja lama di depan layar dan merasa terbatas oleh penggunaan kacamata.

“Harapan kami sih kita bisa memenuhi keinginan para pasien-pasien yang memang kacamata tebal, pemakai kacamata itu bisa lepas dari kacamata. Jadi dengan adanya ini mudah-mudahan kualitas hidup kita terutama di Jawa Barat bisa lebih baik lagi,” papar dr Marita.

Menurutnya, Booth Prime Center Clinics di Paskal 23 Mall menjadi pintu masuk untuk mengenalkan teknologi unggulan mereka, terutama Smile Pro, jenis prosedur LVC terbaru dan tercanggih. Smile Pro diklaim sebagai satu-satunya teknologi non-flap di Jawa Barat, dengan proses yang lebih cepat dan risiko efek samping yang sangat minim.

“Smile Pro itu tindakan laser yang non-flap, jadi kita tidak perlu membuka flap kornea. Tindakannya juga sangat minimal risiko, minimal efek samping. Kalaupun misalnya ada efek samping itu sangat di bawah 1 persen. Jadi sebetulnya aman sekali,” katanya.

Dibandingkan dengan metode LVC terdahulu, kata dia, seperti Trans-PRK dan LASIK femtosecond, teknologi Smile Pro memberikan kenyamanan lebih tinggi bagi pasien, khususnya dalam mengurangi risiko mata kering yang sering menjadi keluhan pascaoperasi.

“Yang paling banyak biasanya mata kering atau dry eyes. Hanya dengan laser vision correction yang terbaru, atau Smile Pro ini, dia meminimalisir efek samping tersebut,” kata dr Marita.

Prime Center Clinics juga menyediakan proses skrining menyeluruh dengan peralatan yang lengkap dan mutakhir. Screening menjadi tahap krusial untuk menentukan kelayakan pasien menjalani prosedur LVC, dan jika tidak memenuhi kriteria, klinik tetap menawarkan solusi lain agar pasien dapat menjalani hidup aktif tanpa kacamata.

“Untuk screening atau alat-alat penunjangnya itu sangat lengkap karena tidak semua pasien bisa dilakukan tindakan laser vision correction ini, sehingga screening itu penting di awal agar kita bisa tahu mana yang bisa dilakukan mana yang tidak bisa dilakukan,” katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement