REJABAR.CO.ID, BANDUNG BARAT--Pemkab Bandung Barat mengajukan jatah tambahan kuota pembuangan sampah di TPA Sarimukti. Penambahan kuota itu diajukan untuk mengatasi permasalahan sampah yang sulit dikendalikan sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan disejumlah titik.
Kepala UPT Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat, Imam Fauzi mengatakan, pihaknya sudah mengajukan tambahan ritase ke Pemprov Jawa Barat. Tambahan yang diajukan sebanyak 23 ritase. Saat ini sampah dari Bandung Barat yang dikirim ke TPA Sarimukti hanya 17 ritase.
"Kita sedang upayakan agar ada penambahan ritase, minimal seperti Kabupaten Bandung 40 ritase. Sudah diajukan penambahan itu," ujar Imam saat dikonfirmasi, Selasa (4/2/2025).
Imam mengakui imbas adanya pembatasan pembuangan sampah di TPA Sarimuktis, Cipatat, Bandung Barat, terjadi penumpukan sampah di sejumlah titik. Di antaranya di UPG Kebersihan DLH yang berlokasi di Jalan Raya Gedong Lima Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Jika ini terus dibiarkan dengan ritase pengiriman sampah ke TPA Sarimukti hanya 17 ton perhari, maka ancaman darurat sampah kemungkinan besar kembali terjadi.
Menurut Imam, setiap harinya truk tronton mengangkut sampah di sejumlah wilayah di Bandung Barat ke tempat ini sebelum nantinya di buang ke Sarimukti. "Betul ditampung dulu disini baru nanti dibuang ke TPA sesuai dengan jumlah ritase yang ditentukan. Awalnya baik-baik saja tidak ada tumpukan, tapi semakin lama karena volume sampah yang datang dengan yang di buang ke TPA tak sesuai makanya menumpuk. Apalagi selepas libur panjang akhir pekan sampah yang datang semakin banyak," paparnya.
Imam mengatakan, sampah yang dibuang ke UPT Kebersihan setiap harinya mencapai belasan truk tronton. Sedangkan sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti tidak sebanyak itu. Berdasarkan hitungan, sampah yang menggunung di lokasi ini sebanyak 750 ton.
Menurutnya jumlah itu tentu jauh dengan total sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti sebanyak 17 ritase atau rata-rata 90-100 ton, sementara sampah yang dihasilkan warga Bandung Barat sebanyak 150 ton sehari.
"Jauh perbandingannya, jadi sisanya ditampung kesini. Ada juga sisanya yang dikelola atau pakai mesin pencacah, kita ada 4 mesin dengan maksimal 1 mesin 10 ton. Tapi itu masih kurang, karena itu kita coba ajukan penambahan ritase," katanya.