REJABAR.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bertemu dan berdialog dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti. Mereka, membahas sejumlah kebijakannya terkait pendidikan, Selasa (17/6/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Dedi Mulyadi mengatakan, ia sekaligus meminta maaf pada Abdul Mu’ti karena sudah melahirkan banyak terobosan dalam bidang pendidikan. Mulai dari program pendidikan berkarakter, jam malam untuk pelajar hingga larangan membawa PR ke rumah. “Pak Menteri bilang bahwa orang cerdas itu memang idenya banyak. Pak Menteri sangat respek terhadap apa yang saya lakukan di Jawa Barat,” ujar Dedi Mulyadi.
Menurutnya dari hasil dialog dengan Abdul Mu’ti, maka kebijakannya yang akan berlaku pada Tahun Ajaran Baru 2025/2026 seperti larangan membawa PR dan 5 hari sekolah serta jam masuk sekolah pukul 06.30 tetap berjalan. “Muhun (betul, red). Pada prinsipnya Pak Menteri care banget dengan Jawa Barat,” katanya.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Pendidikan sepakat untuk meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan. Salah satu pokok pembahasan utama adalah tekad Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mendorong pendidikan minimal 12 tahun bagi seluruh warganya.
Keduanya juga membahas pentingnya peningkatan daya tampung sekolah, terutama di jenjang SMA. Pemerintah, akan menyediakan beasiswa bagi anak-anak yang kurang mampu. “Anak-anak miskin di Jawa Barat harus sekolah minimal sampai SMA. Oleh karena itu, ketersediaan SMA harus ditingkatkan,” katanya.
Dedi memastikan, selama masa kepemimpinannya ia menargetkan rata-rata pendidikan warga Jabar setara SMA, SMK, atau MA. “Kita bertekad dalam kepemimpinan selama lima tahun ini, rata-rata pendidikan warga itu SMA, SMK, atau MA. Pendidikan minimal 12 tahun,” katanya.