Kamis 19 Jun 2025 19:11 WIB

Sebabkan Jalan Rusak, Warga Bubarkan Aktivitas Penambangan Tanah Merah

Akibat aksi, puluhan truk pengangkut tanah pun berhenti beroperasi

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Petani membubarkan aktivitas penambangan tanah merah yang menggunakan alat berat di Desa Jatisura, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Kamis (19/6/2025). Mereka geram karena aktivitas itu menyebabkan jalan menjadi rusak dan senderan menjadi roboh.
Foto: Lilis Sri Handayani
Petani membubarkan aktivitas penambangan tanah merah yang menggunakan alat berat di Desa Jatisura, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Kamis (19/6/2025). Mereka geram karena aktivitas itu menyebabkan jalan menjadi rusak dan senderan menjadi roboh.

REJABAR.CO.ID,  INDRAMAYU -- Puluhan petani di Desa Jambak, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, membubarkan aktivitas penambangan tanah merah yang menggunakan alat berat, Kamis (19/6/2025). Selama ini, para petani merasa geram karena aktivitas itu membuat jalan di desa mereka menjadi rusak.

Padahal, jalan tersebut merupakan akses utama pertanian yang sangat penting bagi petani. Namun, lalu lalang truk pengangkut tanah merah itu telah menyebabkan jalan tersebut menjadi rusak.

Baca Juga

Puluhan petani asal Desa Jambak ramai-ramai menggeruduk lokasi penambangan tanah merah yang terletak di Desa Jatisura, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu. Di lokasi tersebut, sejumlah alat berat sedang dioperasikan untuk mengeruk tanah merah, yang selanjutnya digunakan untuk pengurugan proyek kawasan industri Losarang.

Para petani pun langsung membubarkan dua alat berat (beko) yang sedang beroperasi di area galian tanah tersebut. Akibat aksi itu, puluhan truk pengangkut tanah pun berhenti beroperasi. Salah seorang petani, Dasim, mengatakan, aktivitas penggalian dan pengangkutan tanah merah itu telah menyebabkan jalan menjadi rusak. Bahkan, senderan juga ikut menjadi roboh. “Pokoknya ini merusak lingkungan. Jadi warga menolak,” kata Dasim.

Dasim pun mengatakan aktivitas penambangan tanah merah itu illegal dan tanpa koordinasi dengan warga setempat. Ia berharap, aktivitas penambangan tersebut segera ditutup. “Harapannya ditutup total, jangan ada lagi penggalian tanah merah,” katanya.

Warga, mengancam akan mendatangkan massa lebih banyak jika pihak kontraktor tidak segera memperbaiki kerusakan jalan. Mereka juga menyatakan akan memblokade jalan dan menutup galian tanah. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement