Senin 28 Apr 2025 08:41 WIB

Cikopi Mang Eko, Pusat Pemasok Kopi di Bandung yang Berdayakan Petani Lokal

Cikopi Mang Eko telah mendapatkan dukungan akses permodalan dari program KUR BRI

Red: Arie Lukihardianti
Pemiliki Cikopi Mang Eko, Muchtar Koswara atau yang akrab disapa Mang Eko sedang mengajarkan cara menyeduh kopi
Foto: Arie Lukihardianti
Pemiliki Cikopi Mang Eko, Muchtar Koswara atau yang akrab disapa Mang Eko sedang mengajarkan cara menyeduh kopi

REJABAR.CO.ID,  BANDUNG--Menjamurnya kafe di Kota Bandung membuat bisnis kopi semakin prospektif dan menggiurkan. Banyak pecinta kopi yang rela mengeluarkan berapapun harganya, demi menikmati harum dan lezatnya secangkir kopi. Kondisi ini ditangkap oleh Muchtar Koswara (43 tahun), pemilik "Cikopi Mang Eko" sebagai peluang bisnis.

Namun, Muchtar Koswara atau yang akrab disapa Mang Eko, tak memilih jalur umum seperti mendirikan kafe. Pada tahun 2016, ia memulai usahanya di bidang penjualan mesin kopi. Awalnya, bisnis tersebut berjalan lancar. Tapi, pandemi Covid-19 di tahun 2020 menjadi titik balik yang membuatnya harus bertransformasi.

Baca Juga

"Sebelum pandemi COVID-19, kami tidak memproduksi sendiri, melainkan menjual kopi dari teman-teman di Bandung. Namun setelah COVID-19, kami beralih 180 derajat jadi memproduksi kopi sendiri di sini," ujar Mang Eko kepada Republika.

Saat masih fokus berbisnis peralatan kopi, Mang Eko menjadi salah satu supplier atau pemasok terbesar di Bandung. Tapi, pandemi mengubah segalanya. Banyak produsen peralatan kopi yang langsung menjual ke konsumen tanpa melalui distributor. Tak mampu bersaing di situasi baru ini, ia pun banting setir fokus penuh pada produksi kopi.

Kini, Cikopi Mang Eko menyediakan roasted bean dari lebih dari 20 origin, mulai dari Aceh hingga Papua, termasuk Kintamani dan Papua. Dari Bandung sendiri, ada tujuh origin yang dikelola, seperti Manglayang, Palintang, Gunung Halu, Malabar, Pangalengan, Gunung Lawu, dan Puntang. Lima di antaranya dikemas dalam seri, yang seluruh prosesnya, dari roasting hingga pengemasan dilakukan di workshopnya.

"Kami melayani konsumen besar dan kecil. Ada yang ambil dua kuintal per bulan, ada juga yang hanya lima sampai sepuluh kilogram," katanya.

Menurutnya, saat ini produksi kopi di Cikopi Mang Eko mencapai 1 hingga 1,86 ton per bulan. Namun, bukan tanpa tantangan. Musim panen yang terlambat akibat cuaca hujan berkepanjangan memengaruhi stok green bean. Untuk mengatasi hal tersebut, Mang Eko memperluas jaringan kerja sama dengan para petani, sehingga bila satu petani kekurangan stok, dapat mengambil dari lainnya. Begitu juga, sebaliknya ia menampung semua petani yang ingin menjual kopi atau me-roasting kopi.

Berbekal pengalaman sejak 2003 sebagai konsultan coffee shop, Mang Eko membangun "Cikopi Mang Eko" dengan semangat memperkenalkan budaya Sunda melalui kopi. Brand ini kini telah rutin mengekspor kopi single origin Bandung ke Malaysia.

photo
Aktivitas mengolah kopi di Cikopi Mang Eko - (Arie Lukihardianti)

Kerja sama dengan petani lokal makin diperluas, tak hanya di Bandung Raya, tapi juga ke daerah lain seperti Gayo dan Temanggung. Di Jawa Barat, Cikopi Mang Eko aktif menggandeng para petani.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement